Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 27 November 2011

laronman dan laronwati
Bogor petang itu menunjukkan keganasannya. Hujan besar menggguyur diiringi banyak petir yang menyambar. Efeknya, di malam harinya saya tidak melihat adanya pelangi (ya iya lah, orang malem). Mak sud saya, di malam harinya kost-kostan kedatangan banyak tamu yang kami anggap tamu tak diundang, Laron. Entah itu nama singkatan atau memang nama aslinya. Mungkin saja itu singkatan dari larva ...on (apapun itu, pake kata larva karena seneng liat program TV namanya larva). Lambat laun saya dan teman-teman menyadari, mereka (laron itu) adalah tamu yang memang diundang oleh kami.  Ya, lampu yang kami  nyalakan itulah yang menarik perhatian mereka. Jadi, langkah singkat kami adalah segera menekan saklar lampu ke posisi OFF di setiap kamar dan ruang tamu, lalu membiarkan lampu halaman menyala. Signifikan. Kami mengusir laron secara halus. Hehehe...


Sholat Isya di masjid

Adzan Isya berkumandang. Jalan di samping rumah sudah dipenuhi sayap-sayap laron yang lepas. Saya bergumam, “Wah, mereka datang jauh-jauh, malam-malam, sudah itu kita usir, cuma buat cari mati aja.” Sambil melangkahkan kaki hati-hati , kata-kata dalam hati saya pun melangkah membenarkan bahwa saya telah menginjak beberapa laron mungkin, saya yakin lebih dari satu. Sampai masjid, keadaan tidak begitu beda jauh. Sayap laron banyak bertebaran di shaf-shaf ruang utama. Dalam hati, “Yah, dia lagi di sini..”. Iqamah dilantunkan dan jamaah segera membentuk deretan shaf. Niat shalat dilantunkan, mata saya disibukkan dengan beberapa pasang laron yang jalan-jalan di tempat sujud saya. Seperti yang kita tahu, begitu sayap mereka lepas, mereka segera mencari pasangan lalu berjalan seperti kereta api (lokomotif-gerbong).

Dalam hati, “Ah, mereka mau kawin.”
Dalam hati, “Ushollii...”.
Dalam hati, “Ntar, pas sujud kena mukaku enggak ya itu laron? Biarin dah,,”
Suara suratan imam diiringi suara hati, “kalo pas duduk nindih mereka ga ya? Mereka mati enggak ya?”
Saya sujud. Dalam hati dalam pikiran tidak khusyuk. Sama sekali tidak khusyuk. Di dalam ketidakkhusyukan yang saya rasakan itu, saya teringat tausiyah beberapa hari lalu, bahwa segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan. Bahkan laron pun sengaja keluar dari sarangnya bukan hanya untuk mati, tetapi mereka memenuhi janji Allah itu. Mereka yang menemukan pasangannya dan selamat hingga menemukan tempat yang akan dijadikan sarang barunya akan beranak pinak dan menghasilkan ribuan rayap dan laron baru lagi.

Duduk antara dua sujud. Dua laron yang berjalan depan-belakang sibuk muter-muter di tempat sujud saya.  Ketika ada satu laron lain yang mendekati dan menyentuh laron yang sudah berpasangan, laron yang di bagian belakang seperti marah dan mengejar pengganggu itu. Kembali, dalam hati “Bahkan laron pun gak rela pasangannya diganggu apalagi direbut”. 

Saya sujud. Saya kok jadi teringat tentang sel. Sel itu pembelahanya kan biner ya? Dari satu menjadi dua, dari dua itu masing-masing membelah dan hasilnya menjadi empat sel, dst. Dan, sepasang itu sama dengan dua. Jadi, dari yang satu itu muncul yang berpasangan. Saya kembali teringat pada tausiyah tadi, bahwa yang dimaksud berpasang-pasangan itu bukan hanya tentang jodoh saja, pasangan suami-istri, pasangan kekasih (belum halal), atau pasangan selingkuh saja, tetapi maksudnya lebih luas dari hal-hal tersebut. Orang tua pasangannya adalah anak. Ketika ada orang tua belum memiliki anak satu pun, berarti ada sesuatu yang salah dari orang tua tersebut. Ketika seseorang belum menemukan istri atau suami padahal usianya sudah siap dan mateng untuk nikah, berarti ada yang salah dengan orang tersebut. Janji Allah pasti ditepati, tetapi janji kita dulu ketika masih di alam ruh? 

“Alastu birobbikum? Kita menjawab, Qaaluu balaa syahidnaa..” 

Kita akui bahwa Allah adalah Tuhan kita. Tapi kita lupa menunaikan janji kita semasa di dunia ini. Janji Allah untuk orang-orang yang sadar diri dan menyerahkan diri itu pasti. Jikalau Allah belum memberikan pasangan itu di dunia, insya Allah di akhirat nanti.

Ron..ron.. thanks ya, sholatku emang ga khusyuk, tapi paling tidak, jadi ada pelajaran penting yang teringat. Thanks laron, semoga kalian yang sudah dapat pasangan segera menemukan tempat yang pas untuk membangun sarang dan beranak pinak. Yang sudah mati terinjak, dimakan kucing dan cicak, atau masuk ke dalam air semoga tetap membawa manfaat bagi makhluk yang lain. Amin.

-Widyanto-
Categories: , ,

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar dipersilahkan