Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 19 Januari 2012


...
Selama setengah jam Mortenson menunggu dengan gelisah sementara Sakina menyeduh paiyu cha. Haji Ali menyusurkan jemari di sepanjang ayat-ayat Al Quran yang paling dia hargai di atas semua miliknya, membuka-buka halaman secara acak dan dengan nyaris tak bersuara menggumamkan doa-doa bahasa Arab sementara dia menatap tak berkedip ke satu arah.

Ketika mangkuk-mangkuk berisi teh mentega mendidih sudah ada di tangan masing-masing, Haji Ali berkata, “Kalau kau ingin berhasil di Baltistan, kau harus menghargai cara-cara kami,” ujar Haji Ali, meniup-niup mangkuknya. “Kali pertama kau minum teh bersama seorang Balti, kau masih orang asing. Kedua kalinya kau minum teh, kau adalah tamu yang dihormati. Kali ketiga kau berbagi semangkuk teh, kau sudah menjadi keluarga, dan untuk keluarga kami, kami bersedia untuk melakukan apa saja, bahkan untuk mati sekalipun.” Haji Ali meletakkan tangannya dengan sikap hangat di atas tangan Mortenson. “Dokter Greg, kau harus memberi waktu untuk berbagi tiga cangkir teh. Mungkin kami memang tidak berpendidikan. Tetapi kami tidak bodoh. Kami telah hidup dan bertahan di sini untuk waktu yang sangat lama.”

Selasa, 10 Januari 2012


Dear all, kemarin saya baru saja mengikuti seminar seorang mahasiswa S2 di IPB, mas Leo namanya. Mas Leo itu adalah kakak dari teman sekelas saya waktu kuliah dulu. Beliau menyajikan presentasi selama kurang lebih setengah jam kemudian diteruskan tanya jawab setengah jam berikutnya. Saya agak canggung duduk bersama mahasiswa S2, tapi ‘masa bodoh amat dah’ pikir saya. Barangkali bisa jadi motivasi buat lanjut studi. Aamiinn..

Niat untuk mencari ilmu memang bisa dari mana saja, apalagi kalau masih di lingkup kampus, kita bisa datang ke seminar-seminar, kuliah umum, workshop, pelatihan, dan lainnya. Seperti kemarin, saya baru mendapatkan gambaran ilmu baru tentang komunikasi dan partisipasi dalam pemberdayaan masyarakat.