Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 14 November 2011

using sharp knife slightly
Weleh2x, bagaimana bisa disembelih tidak sakit? Melihatnya saja merasa ngeri, bahkan ada juga orang yang tidak kuat ketika melihat penyembelihan ternak misalnya. Tapi, kalau tidak disembelih, bagaimana kita bisa makan daging? Bagaimana kita bisa makan jeroan, sum-sum tulang, sop buntut, dll? Tapi penyembelihan itu kan kelihatannya kejam sekali, tidak manusiawi, mungkin ada diantara kita yang masih berpikir demikian. Keluar dari konteks apakah kita memanusiakan binatang yang akan disembelih, kita perlu tahu benar ga seh kalau penyembelihan binatang yang sering dilakukan orang itu kejam, mungkin menyakitkan bagi binatang tersebut?

Nah, habis ini bahasanya agak kerenan dikit, hehe.


Di dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia, daging utamanya termasuk bahan pangan yang memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Protein hewani memiliki keunggulan dalam hal bioavalability, yaitu kemudahan untuk diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh jika dibandingkan dengan protein nabati. Bahkan, kandungan asam amino esensial juga terkandung di dalam produk hewani yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia sendiri. Akan tetapi, bagi seorang muslim tidak cukup hanya mengonsumsi sumber protein hewani secara langsung tanpa memperhatikan aspek dari segi Islam. Hukum halal dan haram menjadi penentu apakah binatang tersebut dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi atau tidak. Binatang tidak semuanya digolongkan haram oleh Allah swt, yang mana binatang yang termasuk haram adalah babi dan binatang halal yang tidak disembelih sesuai syariat Islam, dan juga bangkai.

Perlu diketahui bahwa dibalik syariat penyembelihan binatang terkandung hikmah yang luar biasa jika kita mengetahui dan memahaminya. Tujuan penyembelihan tidak lain adalah untuk mematikan binatang tersebut, dengan memotong bagian leher sehingga darah segar mengalir. Lalu, mengapa darah harus dialirkan (dikeluarkan dari tubuh binatang) sehingga nantinya kita bisa mengonsumsinya?

Tahukah Anda? Darah adalah jelas haramnya. Islam mengharamkan segala jenis darah. Dalam darah terlarut asam urat (uric acid) yang merupakan komponen racun bagi tubuh. Asam urat merupakan racun yang dihasilkan tubuh secara alami. Sebanyak 98% asam urat tubuh dapat diekstraksi dari darah. Tubuh normal akan ‘mencuci’ darah melalui ginjal. ‘mencuci’ di sini adalah menyaring/mengesktrak asam urat di dalam ginjal sehingga bisa dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Kondisi darah yang mengandung banyak asam urat tentu tidak baik jika dikonsumsi oleh manusia. Nah, jika binatang tidak disembelih secara islami, misalnya dengan cara dipukul, ditusuk, atau langsung digiling, tentu darah binatang tersebut tidak keluar secara sempurna, dan masih banyak yang tertinggal di pembuluh darah dalam tubuh.

Fakta selanjutnya, bahwa penyembelihan secara islami menganjurkan menggunakan benda tajam, dilakukan dengan cepat, dan disebutkan asma Allah sebelum menyembelih. Mengapa harus tajam? Ketajaman pisau yang digunakan untuk menyembelih bagian leher ternyata mempengaruhi tingkat kesakitan yang dirasakan oleh binatang tersebut. Hal tersebut dikarenakan pemotongan dengan cepat dan mengggunakan benda tajam akan memotong dengan sempurna pembuluh darah yang mengalirkan darah menuju ke saraf-saraf otak yang bertugas mendeteksi rasa sakit. Oleh sebab itu, penyembelihan secara Islami tidak akan mengakibatkan rasa sakit pada binatang. Adanya pergerakan dan keadaan yang menjadi semakin lemah pada binatang bukan menunjukkan akibat rasa sakit, melainkan reaksi dari otot-otot yang mengalami kontraksi dan relaksasi akibat berkurangnya darah secara drastis. Penelitian di Jerman yang dilakukan oleh Prof Wilhelm Schulze dan Dr. Hazim di School of Veterinary Medicine, Hannover University mencoba untuk mengobjektifkan rasa sakit dan kesadaran pada domba dan sapi pada saat dilakukan ‘pembunuhan’ yang melibatkan cara konvensional (dengan captive bolt pistol stunning) dan secara ritual (secara halal dan menggunakan pisau tajam). Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa cara penyembelihan secara Islami adalah merupakan metode penyembelihan yang paling manusiawi dibandingkan bolt stunning yang mengakibatkan rasa yang teramat sakit pada binatang. Sebelumnya stunning dianggap metode untuk mematikan hewan yang lebih manusiawi karena orang awam tidak melihat binatang tersebut meronta atau mengejang seperti kesakitan. Stunning dilakukan menggunakan alat yang mampu menembus tengkorak hingga menembus otak. Penggunaan stunning bertujuan untuk menjadikan binatang tidak sadar dengan merusak otak, bahkan hingga batang otak. Metode banyak digunakan di dunia barat karena dirasa lebih efisien untuk produksi skala massal dan lebih mudah menangani binatang yang tidak meronta atau tidak sadar lagi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tingkat kesakitan yang diukur menggunakan alat EEG (mendeteksi gelombang otak) dan alat ECG (mendeteksi detak jantung).
stunning
  • 3 detik setelah penyembelihan, tidak terdeteksi adanya perubahan pada grafik EEG baik sebelum atau setelah penyembelihan. Ini merupakan indikasi bahwa binatang tidak merasakan sakit sama sekali selama atau segera setelah pemotongan dilakukan
  • 3 detik setelahnya, grafik EEG menunjukkan kondisi deep sleep (tidur nyenyak) / ketidaksadaran diri. Hal ini disebabkan oleh darah yang keluar dari tubuh sangat banyak
  • Setelah 6 detik, grafik EEG menunjukkan zero level. Ini menunjukkan bahwa tidak ada rasa sakit sama sekali yang dirasakan
  • Karena kondisi sinyal otak yang dideteksi mencapai level zero, jantung yang masih berdetak, dan tubuh mengejang dengan penuh tenaga (sebagai reaksi refleks dari spinal cord) maka mengakibatkan darah keluar secara maksimum dari tubuh. Pada akhirnya didapatkan daging yang bersih dari darah. Pada tahap inilah, orang-orang awam melihat binatang yang disembelih secara syar’i terlihat menderita, padahal jika dilhat dari rekaman gelombang otak tersebut tidak tampak adanya rasa sakit sama sekali bagi binatang tersebut. Penyembelihan mematikan binatang tanpa rasa sakit karena otak kekurangan banyak darah dan oksigen, a brain death.
  • Sementara itu, penggunaan stunning yang tampak lebih manusiawi justru menampilkan rekaman EEG yang mengindikasikan rasa sakit yang amat sangat segera setelah proses stunning dilakukan. Cara ini justru mampu menghentikan detak jantung selagi binatang tersebut masih merasakan sakit. Selain itu, tidak terlihat adanya kejang-kejang pada tubuh sehingga darah masih banyak tersimpan dalam daging karena darah tidak keluar secara sempurna.
Penyembelihan yang hanya mengambil tempat di leher saja hanya mengakibatkan daerah leher yang ‘rusak’, sedangkan organ lain di dalam tubuh masih tetap baik. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa penyebab matinya binatang tersebut lebih karena kehabisan darah dan oksigen, bukan disebabkan oleh luka pada organ-organ penting. Apabila organ penting terluka tentu dapat mengakibatkan kematian seketika pada binatang dan mengakibatkan pembekuan darah di dalam pembuluh darah dalam organ tersebut, secara tidak langsung akan mencemari daging dengan cepat. Kita ketahui sebelumnya bahwa dalam darah banyak terkandung asam urat, sehingga dengan proses kematian yang demikian akan menyebabkan pencemaran asam urat dalam daging pula.

happy animal, "I Love Halal Slaughtering"
Nah, ternyata hikmahnya penyembelihan menurut syariat islam tidak hanya dirasakan oleh umat manusia, tetapi juga umat binatang. Anjuran islam untuk menyayangi binatang bukan berarti islam melarang untuk memanfaatkan binatang untuk dikonsumsi. Bahkan, pemanfaatan/konsumsi binatang (ternak) menjadi ibadah tahunan yang rutin dilaksanakan umat Islam, ibadah kurban. Islam mensyariatkan pemanfaatan daging dan bagian tubuh binatang lainnya melalui jalan penyembelihan yang syar’i, tidak asal-asalan. Dengan demikian, konsumsi daging binatang yang sangat bermanfaat ini pun insya Allah halal dan mendatangkan berkah dari Allah swt.




-Widyanto-

Referensi :

http://www.differencebetween.net/science/difference-between-ecg-and-eeg/
http://www.mustaqim.co.uk/halal.htm
Presentation Farhan Wilayat Butt. Kat’s Eye Group. Concept of Halal and Haram in Islam.
Schulze W, Schultze-Petzold H, Hazem AS, Gross R. Experiments for the objectification of pain and consciousness during conventional (captive bolt stunning) and religiously mandated (“ritual cutting”) slaughter procedures for sheep and calves. Summary report. Deutsche Tierärztliche Wochenschrift 1978 Feb 5;85(2):62-6.

Categories: , ,

8 komentar:

  1. nicee...
    subhanallah sekali yaa,,ternyata seperti itu yaa,,knpa harus dengan cara disembelih pake pisau tajam bukan peke yg lain..

    tp bgmna dg pennyembelihan secara masal di RPH,,apakah konsepnya sama mas??

    BalasHapus
  2. konsepnya harus syar'i juga, makanya perlu sertifikasi halal. orang barat biasanya pake stunning dulu, biar hewannya tidak sadarkan diri, jadi mudah diangkat, disembelih, dan dipotong, (misal sapi). kayaknya masih ada sebagian dari kita yang main tarik kakinya sampai jatuh, ikat sana sini, keliatannya repot emang, plus si sapi jadi stress. kalo stress bisa pengaruh ke dagingnya nanti,,
    harusnya RPH menerapkan prosedur penyembelihan syar'i tapi juga memperhatikan kenyamananan hewan yang mau disembelih. sertifikasi halal juga perlu.
    ngeri phe, ada yang pake siksa segala, nggak ada terima kasihnya ama hewan yang mau kita makan (hiks,,)
    Allahu a'lam

    BalasHapus
  3. wooow.. nice post anto.. (anto the slaughterer? wkwk).. hm, ternyata gitu ya, beneran aku baru ngeh baca postingan ini. What a beautiful way to slaughter the cattle! FYI aku pernah liat di liputan TV, salah satu negara bagian Australia juga punya RPH dengan mempekerjakan para muslim imgiran dan standardisasi pemotongan islami dengan supervisi yg ketat..jadi hasilnya diekspor ke negara-negara muslim (Indonesia juga) sama intern Australia..

    keep posting!

    BalasHapus
  4. iya betul mas pram. kayak dora the explorer ya? haha.. pernah liat film ttg seorang wanita autis (lupa namanya, kisah nyata) yang jadi profesor yang menemukan cara-cara 'memanusiakan' sapi untuk disembelih. Dia desain plant RPH yang isinya koridor-koridor, bak air, langsung tempat potong, pokoknya kumplit, termasuk suhunya juga diatur, spesial pokoknya buat si sapi yang mau disembelih.
    betul mas, saat ini negara-negara nyadar kalo mau ekspor daging ke negara-negara lain, terutama negara yang banyak penduduk muslimnya mesti kudu ada jaminan halalnya.
    ditunggu juga folback-nya lho, hehe

    BalasHapus
  5. Para nabi memberikan tuntunan menyembelih yang penuh filosofi ternyata ya. Ternyata yang disembelih sampai tidak sakit seperti itu.

    BalasHapus
  6. thanks komennya mas feb, alhamdulillah yah, waktu saya cari-cari literaturnya lumayan banyak, cuma yang bener-bener penelitiannya ya yang Hannover report itu, Prof Schulze. Waktu saya tanyakan ke Pak Anton Apriyantono, beliau juga mengatakan yang demikian. Allahu a'alam

    BalasHapus
  7. oke nit, thankyou yak, hehe :)

    BalasHapus

Komentar dipersilahkan