Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 13 Mei 2014


Ketika saya masih duduk di bangku kelas 5 SD, saya dengan iseng mencoba pengaruh obat tetes mata terhadap pertumbuhan benih kacang hijau. Sejatinya saya membaca kata “Kloramfenikol” pada label obat tersebut. Saat itu saya teringat antibiotik yang pernah diberikan oleh Ibu saya ketika saya sakit tipus. Ibu saya seorang tenaga kesehatan di sebuah rumah sakit dan saya senang bertanya banyak tentang jenis-jenis obat-obatan yang ada di lemari khusus obat milik beliau.

Sabtu, 15 Februari 2014


Struktur umum antibodi (wikipedia.org)
Sudah lamaaaa sekali tidak menulis (ups). Ya, berbulan-bulan. Hehe.. Selama berbulan-bulan lalu saya mencoba belajar ilmu-ilmu lain (wuidih). Ya, berikut sedikit dari beberapa pelajaran yang saya peroleh. Tulisan kali ini mengulas sekilas saja tentang dasar prinsip antibodi monoklonal (apa itu..). Yang jelas daripada mubazir tidak disampaikan kepada khalayak (mudah2an ada yang baca), ya lebih baik di-upload. Hehe. 
Antibodi merupakan protein khusus yang dihasilkan oleh sel pertahanan tubuh (imun) yaitu sel limfosit B. Sebagaimana protein lainnya, antibodi memiliki sisi-sisi aktif yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan senyawa atau molekul tertentu. Sebagai produk dari sel imun, antibodi berperan dalam pengenalan antigen-antigen (senyawa atau molekul yang bersifat asing bagi tubuh) oleh sistem imun tubuh. Sifat spesifisitas terhadap antigen diketahui dari adanya epitop-epitop pada antigen yang secara spesifik berikatan dengan sisi aktif molekul antibodi. Salah satu hasil karya ilmiah tentang antibodi yang mendapatkan hadiah nobel adalah nobel tentang antibodi monoklonal. Pada tahun 1984, Niels K. Jerne, George J. F. Kohler, dan Cesar Milstein mendapatkan Nobel Prize dalam bidang Physiology or Medicine. Niels K. Jerne berhasil mendapatkan nobel karena teorinya mengenai spesifisitas di dalam pengembangan dan pengendalian sistem imun (the specificity in development and control of the immune system), sedangkan  George J. F. Kohler dan Cesar Milstein karena menemukan prinsip produksi antibodi monoklonal (the principle for production of monoclonal antibodies). Masing-masing penemuan tersebut tidak dapat dipisahkan karena George J. F. Kohler dan Cesar Milstein menggunakan prinsip dan teori yang telah ditemukan oleh Niels K. Jerne. 
Teori yang mendasari prinsip produksi antibodi monoklonal dikemukakan oleh Niels K. Jerne. Ketiga teori Jerne meliputi spesifisitas, pengembangan, dan regulasi respon imun (Forsdyke 2012). Pertama, spesifisitas antibodi menunjukkan bahwa setiap individu memiliki sejumlah besar antibodi alami dengan kekhususan antigen yang dapat direspon individu tersebut. Adanya kecocokan antara molekul antigen-antibodi, memungkinkan terjadinya pengikatan antigen-antibodi yang kemudian merangsang produksi antibodi dengan kekhususan tertentu. Dengan demikian, spesifisitas antibodi tidak ditentukan oleh antigen tetapi sudah ditentukan sebelumnya. Kedua, Jerne menjelaskan tentang perkembangan sel imun dimulai hingga siap bereaksi dengan antigen. Dengan kata lain,  kereaktifan terhadap antigen yang menimbulkan keragaman antibodi. Jerne menjelaskan bagaimana interaksi antigen dengan antibodi tertentu berlanjut pada terjadinya proliferasi dan diferensiasi sel yang mensekresikan antibodi dengan spesifisitas yang sama. Ketiga, Jerne memperkirakan mekanisme atau regulasi respon imun melalui jaringan yang rumit yang melibatkan antibodi dan anti-antibodi. Dasarnya adalah bahwa antibodi dapat melibatkan anti-antibodi dalam melawan antigen. Lebih lanjut, anti-antibodi dapat merangsang produksi dari anti-anti antibodi dan seterusnya sehingga membentuk jaringan produksi antibodi. Jaringan ini menjadi tidak seimbang dengan adanya antigen sehingga sistem imun merespon atau melawan antigen untuk mengembalikan keseimbangan tersebut.
 
-Widyanto-

Senin, 31 Desember 2012



Menjelang pergantian tahun baru masehi, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan kuliner yang satu ini, apalagi kalau bukan bakar jagung. Jagung termasuk ke dalam kelompok pangan serealia atau biji-bijian selain padi, gandum, sorghum, barley, hops, dll. Serealia dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari. Akan tetapi, tentu ada hal-hal yang perlu diwaspadai dalam hal keamanan pangan serealia, termasuk jagung.

Selasa, 16 Oktober 2012

Orang kalau sedang marah katanya darahnya lagi naik ke ubun-ubun, kepalanya sedang panas, emosinya tinggi, dan lain-lain. Ketika seseorang marah, ia butuh sesuatu untuk menurunkan emosinya, mendinginkan kepalanya, dan menurunkan tekanan darahnya. Orang yang sedang dalam kondisi high voltase layaknya ingin mendapat perhatian. Betapa orang yang marah itu terlihat ‘aneh’ di mata orang lain, khususnya yang berada di sekitarnya. Wa bil khusus lagi orang yang jarang atau tidak pernah melihat seseorang marah dan suatu saat melihatnya marah. Pasti berkesan.

Selasa, 25 September 2012


sumber: LPPOM MUI (halalmui.org)


Assalamu’alaikum... 

A new post today ... Saya tertarik untuk menulis tentang bahan haram berdasarkan mapping yang sudah dibuat oleh LPPOM MUI sebelumnya. Sebut saja Peta Bahan Haram (Haram Material Mapping). Peta Bahan Haram (PBH) ini seperti Peta Babi yang ditulis sebelumnya, hanya saja lebih luas pemetaannya. Disebut dengan ‘bahan’ karena pada umumnya terlibat dalam proses pengolahan pangan, pembuatan obat, ataupun kosmetika baik sebagai bahan baku, substitusi, penolong, dll. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produk-produk tersebut, beberapa pada umumnya termasuk kategori ‘titik kritis ‘ dalam sifat kehalalannya. Suatu produk menjadi berstatus haram manakala bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya merupakan bahan dari zat yang jelas-jelas haram atau merupakan bahan turunannya. 

Bahan-bahan haram yang ditulis dalam Peta Bahan Haram dan penggunaan umum pada produk pangan, obat, atau kosmetika antara lain sebagai berikut ini: