Jurus Mikroorganisme Penyebab Sakit

foodpoisoningonset.com

Mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit pada manusia, baik melalui pangan, air, udara, dll. Penyakit yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang mencemari pangan sering disebut sebagai foodborne disease atau foodborne illness. Foodborne disease dapat terjadi akibat aktivitas mikroba dalam menimbulkan terjadinya sakit. Berikut adalah cara-cara mikroorganisme menyebabkan sakit:

1. Infection (Infeksi)
Infeksi terjadi karena seseorang mengonsumsi mikroorganisme hidup spesies tertentu, misalnya: bakteri Salmonella, Bacillus subtilis, E. coli, Listeria monocytogenes, atau Shigella. Mikroorganisme bisa saja masih bertahan hidup di pangan yang sudah tercemar dalam periode tertentu. Oleh karena itu, ketika seseorang mengonsumsi pangan yang sudah tercemar mikroorganisme, orang tersebut bisa mengalami sakit. Pangan yang masih tampak segar, baru, fresh, bisa saja ternyata sudah tercemar oleh mikroorganisme. Pangan yang tercemar mikroba dapat menyebabkan sakit pada orang yang mengonsumsinya dikarenakan terjadi infeksi. Infeksi akibat Salmonella disebut sebagai Salmonellosis, akibat Listeria monocytogenes sering disebut sebagai Listeriosis, dan akibat Shigella disebut sebagai Shigellosis. 


2. Intoxication (Intoksikasi)
Intoksikasi terjadi karena mengonsumsi toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Toksin masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan (tertelan), misalnya toksin yang diproduksi oleh bakteri Staphylococcus aureus, Clostridium botulinum, dan Bacilluscereus. Toksin tersebut sudah ada di bahan pangan yang tercemar oleh mikroorganisme tersebut. Contoh:

• Botulin pada makanan kaleng diproduksi oleh Clostridium botulinum
• Mikotoksin yang dihasilkan oleh kapang, seperti: aflatoksin yang dihasilkan oleh Aspergillus flavus yang biasanya ditemukan di serealia dan produknya.

Toksin memiliki tingkat kefatalan masing-masing. Dua contoh toksin di atas adalah jenis toksin yang tergolong sangat fatal. Botulin adalah jenis toksin yang sering ditemukan pada makanan kaleng yang tercemar oleh Clostridium botulinum. Toksin botulin bersifat akut, artinya dalam waktu singkat toksin botulin mampu mengakibatkan sakit pada orang yang mengonsumsinya, meski dalam jumlah sedikit. Akibat paling fatal dari intoksikasi botulin adalah kematian mendadak. Makanan kaleng yang tercemar mikroorganisme biasanya memiliki ciri-ciri kaleng yang penyok, menggembung, berkarat, timbul gas, dll. Sementara aflatoksin bersifat kronis, artinya akan jelas dampak yang ditimbulkan setelah sekian lama terpapar atau mengendap dalam tubuh. Ciri pangan yang tercemar oleh kapang penghasil aflatoksin biasanya jelas terlihat warna kapang yang mencemari dan ada rasa pahit ketika dimakan (misal pada kacang tanah yang sudah dijadikan saus kacang). Akibat dari intoksikasi aflatoksin antara lain adalah kanker hati. 

3. Toxin-mediated infection (toksin yang dimediasi infeksi) atau intoxification (intoksifikasi)
Terjadi karena masuknya bakteri hidup penyebab infeksi melalui saluran pencernaan seperti C. perfringens dan E. coli O157:H7 yang juga memproduksi toksin ketika sudah berada di dalam tubuh (usus).

Jadi, ada beberapa jalan bagi mikroorganisme untuk mengambil peran membuat kita menjadi sakit. Jalan terbaik untuk menghindari kejadian penyakit akibat pangan ini adalah melalui pencegahan. Pencegahan tersebut melibatkan semua pihak baik dari produsen, distributor, sampai konsumen pangan melalui cara-cara berproduksi, distribusi, menangani pangan dengan baik, dll. Semua pihak yang terlibat dalam rantai pangan tersebut wajib untuk sadar diri dalam usaha menghindari kejadian sakit akibat pangan.

-Widyanto-