Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 11 Desember 2009

Malam telah tiba. Anak-anak Amalia sibuk dengan Iqra' dan al-Quran. Sebagian sedang menghapal Surah-Surah Pendek. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka. Ditengah anak-anak sedang tadarus, Rizki memberikan pensil untuk Ari. Ari mengucapkan, 'terima kasih Rizki,' Setelah selesai mengaji, saya menjelaskan kepada anak-anak Amalia.

Bila kita menerima pemberian, hadiah, apapun bentuknya berupa materi, ilmu atau jasa kita dianjukan membalas kebaikan tersebut dengan doa yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhamad SAW.

'Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan : jazaakallahu khair (semoga Alloh membalas kebaikan kepadamu), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.' (HR.At-Tirmidzi)

Jadi setiap menerima kebaikan dari orang lain, kita mengucapkan, 'Jazakallah Khair atau Jazakumullah Khair, 'Semoga Alloh membalas kebaikan kepadamu.' Doa ini menyadarkan diri kita agar senantiasa berusaha membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan pula. Dengan kita mendoakan agar orang yang memberikan kebaikan itu diberikan balasan kebaikan oleh Alloh SWT dengan balasan berlipat ganda atas semua kebaikan yang dilakukan kepada kita.

Anak-anak Amalia menyimak dengan baik. Egi angkat tangan dan bertanya, 'untuk apa kita mendoakan seperti itu Kak Agus?' Kemudian saya menjawab, 'Dengan kita mendoakan seperti itu agar kita mendidik diri kita untuk selalu memberikan yang lebih baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita.'

'Nah, tadi Ari diberi pensil oleh Rizki, sekarang Ari doakan Rizki,' kata saya pada Ari. 'Baik Kak,' jawab Ari penuh semangat. 'Jazakallah Khair, Semoga Alloh memberikan balasan kebaikan kepadamu, Rizki.' tutur Ari kepada Rizki dan Rizki menjawab, Jazakallah Khairan Katsira. 'Semoga Alloh memberikan balasan kebaikan kepadamu yang lebih banyak.. Ari.' Dua sahabat itu tersenyum gembira, anak-anak Amalia riang gembira melihat kejadian itu.

By: agussyafii (milist Daarut Tauhid)

Sabtu, 28 November 2009


Tepat Jumat, 27 November 2009, kami mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) berhasil menyelenggarakan kegiatan kunjungan ke panti asuhan Yayasan Tarbiyatul Yatama, Ciampea. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan pemotongan seekor domba yang diberi label Saepul* di tanduk kanannya. Pak Ustadz langsung membaca niat dan doa, teman-teman memegang kaki depan dan belakang si domba. Cepat saja, pak ustadz sudah mengucurkan darah domba dengan goloknya yang sudah memakan nyawa beberapa domba dan seekor sapi di pagi itu. Kontan, mahasiswa putri pun meringis-ringis. Darah segar mengalir dari leher menuju lubang kecil yang sengaja digali di bawahnya untuk menampung darah si domba. Seketika darah itu mengental hampir seperti agar-agar merah rasa stroberi, tetapi yang ini lebih pekat. Dengan cekatan, beberapa teman telah berhasil mengabadikan momen berharga ini. Ya, Qurban.

Hari ini kami melaksanakan amanat teman-teman ITP yang telah bersedia menyisihkan sebagian rizkinya untuk bersedekah di hari yang akbar ini. Hingga beberapa bulan setelah berhasil menghimpun dana, teman-teman mewujudkan sedekah itu dalam bentuk seekor domba, alat tulis, dan rangkaian kegiatan seperti games, dll. Bagi adik-adik yatim piatu di yayasan tersebut, kedatangan kami mungkin sangat memberi arti, baik secara mental atau material. Adalah Pak Sholeh yang mengurus yayasan ini, meneruskan jejak orang tua beliau, sang penggagas pendirian yayasan, untuk memulai sebuah 'bisnis' yang mulia ini, berbisnis dengan Allah. Kami banyak bertukar pikiran dengan pak Sholeh tentang 'bisnis' mulia ini, bagaimana beliau mengaitkan ini dengan implementasi shalat lima waktu. Kami tertegun, sedikit haru.

Sementara yang lain menyiapkan sate untuk adik-adik, mahasiswa putri sigap mengambil 'lunch' dengan format itp yang sudah biasa kami lakukan. Anda tahu? Ya, nasi putih yang dibikin memanjang, dialasi daun pisang, ditaburi urap di atasnya, diplotkan tempe goreng kira-kira ukuran 5x2x2 cm, dan tidak lupa sambal merahnya. Satu hal yang spesial adalah, sate kambing yang kami potong dagingnya sendiri, kami tusuk sendiri, kami bakar sendiri. Tawa canda menghiasi persiapan 'lunch' itu, plus bau asap daging kambing mengepul 'membaui' baju kami. Sreng...

Alhasil, semua adik-adik dijajarkan berhadapan, diberi aba-aba untuk siap menerkam apa yang ada di depannya. Mata mereka berbinar seperti menemukan santapan lezat dan spesial di hari yang mulia ini. Sebuah doa sebelum makan terlantun dari seorang adik yang bernama Yogi, adik yang paling kecil dan imut yang baru kelas 2 SD. Dengan fasih, dia memimpin teman-temannya yang lebih besar dan lebih tua darinya. Dia PD saja, tidak ada yang perlu ditakutkan. Good job adik Yogi!

... ...

Luar biasa, kakak-kakak mahasiswa ikut bergabung di sela adik-adik yang sedang menikmati makanan mereka. Kami sadar, itu bukan hak kami, tetapi demi menghargai permintaan pengurus untuk 'berbagi bersama' kami ikut nimbrung sewajarnya. Ingat PHA? Benzopyrene? itu semua ada! Nyata! tetapi kebersamaan itu sungguh larut di suasana saat itu, seolah tidak peduli, seorang sahabat kami malah mencari-cari yang daging yang gosong-gosong. Entah, materi kuliah tentang itu mungkin sedang dilupakan. Sampai beberapa menit setelah 'penyerbuan' itu, adik-adik sudah menyerah dan pergi cepat untuk mencuci tangan. Tinggal para mahasiswa yang siap menerjang sisa nasi, urap, tempe, dan sambal.

Selesai membersihkan semua itu, games setting segera dilakukan. Games bos berkata, menghafal nama, dan kapal karam kami rangkum dalam suasana menjelang berakhirnya kegiatan. Tawa canda mereka yang renyah benar-benar menghibur kami. Keluguan mereka mengalir lewat jawaban-jawaban yang dilontarkan. Sikap pemalu mereka nampak jelas dari tingkah-tingkah lucu saat itu. Mereka adalah anak-anak yang sudah tidak lengkap orang tuanya, dan berasal dari beberapa penjuru Kota dan Kabupaten Bogor. Semua berkumpul dalam satu gedung asrama yang dibagi dua putri dan putra. Mulai dari yang paling kecil kelas dua SD hingga yang paling besar kelas 3 MTs, semua berbaur layaknya kakak dan adik sendiri. Kami, perwakilan mahasiswa ITP datang menjadi kakak sementara yang ingin berbagi pula dengan mereka.Cita-cita besar mereka disampaikan dengan gamblang, begitu juga kami. Semua seperti mendoakan dan mendukung apa yang dicita-citakan oleh saudaranya. Sang MC juga terampil dalam menggali pikiran mereka dalam sesi ini. Sehingga kami dibikin tertawa riang mendengar jawaban dan melihat tingkah mereka yang lucu dan lugu. Dokter umum, polisi, pemain bola diantaranya merupakan cita-cita luhur mereka.

Hingga kurang lebih pukul 15.10 semua hadiah, doorprize telah dibagikan. Semua amanat teman-teman ITP telah disampaikan. Saatnya berpisah,.. Pak Sholeh selaku ketua yayasan menyampaikan pesan yang begitu menyentuh. Begitu beliau menyampaikan pesan yang bersifat doa, segera adik-adik mengamini, mengharap pengabulan dari Illahi. Tidak lebih dari sepuluh menit beliau menyampaikan pesan, kami merasa ada yang mengiris hati ini. Kehadiran kami mungkin bukan kehadiran pertama dari kalangan mahasiswa. Akan tetapi, kehadiran hati kami, seorang ITP, mungkin merupakan nilai lebihnya. Niat ITP untuk berbagi tunai dibayar pada momen ini. Kami mengharap pertemuan di lain kesempatan. Pak Sholeh dan adik-adik mengharap pertemuan kembali di akhirat nanti. Semua doa-doa beliau dan adik-adik untuk kami, ITP, dan semuanya diiringi dengan kata amin berulang-ulang.

Ya Allah, kami didoakan menjadi seorang pemimpin yang mampu bertanggung jawab untuk semuanya, diri sendiri, orang lain. Rasanya air mata ini ingin menetes tatkala kata-kata itu terlontar dari pak Sholeh.

Acara ditutup dengan pujian kepada Illahi, salam-salaman, dan foto bersama. Jargon mereka ketika ditanya, "Apa Kabar Hari Ini?" Mereka menjawab, "Alhamdulillah, Tubuhku, Hatiku, Pikiranku, Presh-Presh-Presh...Yess!! Seringaian gigi-gigi mungil muncul di ingatan kami, senyum-senyum mungil pasti membuat kami rindu.

Guys, semua pemberian yang telah diberikan butuh keikhlasan, agar senilai dengan hikmah di hari yang akbar ini. Kami, rohis ITP menghaturkan rasa terima kasih tulus ikhlas atas niat dan kebaikan hati teman-teman semuanya dari tiap angkatan. Semoga kegiatan seperti ini bisa berlanjut. Kebersamaan itu bisa dibangun di luar kampus,,

Insya Allah bermanfaat, Selamat Hari Raya Iedul Adha 1430 H.

Assalamu'alaikum,

Jumat, 27 November 2009

By Republika Newsroom
Jumat, 09 Oktober 2009 pukul 14:36:00

ROTTERDAM--Seorang perempuan berjilbab menggandeng tangan
anak-anaknya. Ia berlalu melewati sebuah toko minuman keras. Ia
melenggang, mengabaikan deretan botol minuman keras yang terlihat
dalam toko. Kakinya, ia langkahkan ke toko daging Muslim, di sebelah
toko minuman itu.

Di seberang jalan, seorang laki-laki muncul dari sebuah toko alat
bantu seks dengan barang-barang yang dibelinya. Ia melangkahkan
kakinya dengan cepat, tanpa menoleh ke sebuah restoran kebab Turki
yang baru saja dibuka untuk makan siang.

Pemandangan itu terlihat di salah satu kota di Belanda, Rotterdam.
Orang konservatif dan liberal, religius dan sekuler, serta orang
Belanda dan asing, semuanya ada di sana. Perbedaan ini harus mampu
dikelola dan terkadang juga menjadi potensi konflik.

Keberagaman semacam itulah yang dihadapi Ahmed Aboutaleb, Wali Kota
Rotterdam, Belanda. Awal tahun lalu, ia yang seorang Muslim kelahiran
Maroko dipercaya memimpin kota itu. Tentu, ia pun dituntut mampu
menjembatani perbedaan budaya dan keyakinan masyarakatnya itu.

Aboutaleb baru sembilan bulan tinggal di Rotterdam. Ia menjadi Muslim
imigran pertama yang memimpin sebuah kota besar di Belanda, seperti
Rotterdam. Seperti diketahui, Rotterdam merupakan kota terbesar kedua
yang ada di Belanda.

Keberhasilan anak seorang imam ini menjadi sebuah kisah klasik
keberhasilan seorang imigran. Aboutaleb memang harus merangkak dari
bawah hingga menduduki jabatan seperti sekarang ini. Saat remaja, ia
tiba di Belanda.

Aboutaleb bekerja keras dan sedikit demi sedikit menaiki tangga
sosialnya. Mulanya, ia menjadi seorang jurnalis. Namun kemudian, ia
mengubah haluan hidupnya, menjadi seorang politikus. Ia bergabung
dengan Partai Buruh di Amsterdam.

Penominasian Aboutaleb, sebagai wali kota Rotterdam oleh pimpinan
partainya, yang dianggap oleh sebagian orang hanya posisi seremonial,
telah membuat sejumlah pengamat merasa terkejut. Apalagi, ia yang
seorang imigran Muslim akhirnya menjadi seorang wali kota.

Apalagi, Rotterdam merupakan sebuah kota di mana imigrasi dan
integrasi menjadi sebuah persoalan. Banyak kalangan menyorot soal
imigran Muslim, yang tak jarang dianggap memicu gesekan dengan warga
masyarakat lainnya.

Pada 2002, misalnya, Pim Fortuyn, seorang populis dan politikus yang
mengecam Islam dan menganggapnya sebagai agama terbelakang, tewas
ditembak oleh seorang berkulit putih yang mengklaim melakukannya untuk
mendukung komunitas Muslim.

Aboutaleb juga dihadapkan pada kemungkinan munculnya gesekan semacam
itu. Ia harus mampu melayani semua orang, tak hanya Muslim yang
tinggal di sana. Di sisi lain, komunitas Muslim tentu berharap ia
mampu memberikan perlindungan bagi mereka.

Aboutaleb harus mampu mengatasi dan menghadapi segala masalah terkait
dengan keberagaman masyarakat selama enam tahun menjabat sebagai wali
kota. Dalam kurun beberapa pekan terakhir, ia menyatakan ingin
membicarakan soal integrasi.

Namun, Aboutaleb tak menjelaskan bagaimana cara memulainya. Untuk
menjalankan langkahnya itu, ia harus mampu memberikan arahan yang
benar pada para pemeluk agama yang berbeda di Rotterdam dan semua
pemangku kepentingan di sana, termasuk aktivis atau birokrat.

''Langkah itu memang cukup berisiko baginya. Sebab, jika dia gagal,
tak akan ada seorang pun yang akan membelanya,' ' kata Rinus van
Schendelen, seorang profesor ilmu politik dari Erasmus University,
Rotterdam, seperti dikutip Los Angeles Times, belum lama ini.

Sebagai wali kota, kata Schendelen, Aboutaleb harus mampu mengambil
langkah dengan tepat. Ia harus mampu menghadapi kelompok masyarakat
yang selama ini meyakini konsep masyarakat liberal dan sekuler dan
kelompok imigran yang Muslim dan sering dijadikan kambing hitam.

Apalagi, ada komentar tak sedap yang dilontarkan oleh politikus garis
keras di Belanda, Geert Wilder. Ia mengatakan, terpilihnya Aboutaleb
menjadi wali kota merupakan hal yang tak bisa diterima. Ini, kata dia,
seperti memilih seorang Belanda menjadi wali kota Makkah.

Di sisi lain, Muslim merasakan kegembiraan membuncah atas terpilihnya
Aboutaleb sebagai wali kota. ''Saya benar-benar bahagia dia menjadi
wali kota. Seorang wali kota harus mampu menyatukan masyarakatnya. Ia
pasti bisa,'' kata seorang ahli farmasi, Jilani Sayed. fer/itz

Sabtu, 14 November 2009

1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

2. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

3. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

4. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun , dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap- cakap lama dengannya.

5. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

6. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari orang lain pula.

7. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.

8. Orang-orang yang paling berbahagiapun tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

9. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia itu.

10. Hanya diperlukan waktu seminit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

11. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang- orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

12. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

13. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

14. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup, jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

15. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu. Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.

16. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu
dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian, janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

17. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang- orang disekelilingmu tersenyum. Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.

Allah tidak melihat kamu dengan banyaknya Amal kamu, Tetapi seberapa kualitas Amal kamu... itu artinya kualitas hidup.... qs Al Mulk : 2 sehingga : Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.

Sabtu, 07 November 2009

Habis Sholat Isya ,seorang Gadis kecil mendatangi kepada ayahnya yang belum selesai sholat sunnah.Setelah mengucapkan salam, Sang ayah menatap anaknya.
" ada Apa Nak ? "
“Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita?”.

Ayahnya memandang kepada anak kecil itu dan berkata,
“Tidak, nak. Manusia sering melakukan kekhilafan secara sadar maupun tidak. Itulah kenapa kita diperintahkan memohon ampun kepada Alloh setiap hari”.

Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya dan berkata lagi,
“Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun?”

Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya.

“Oh ayah, bagaimana kalau 1 bulan, apakah kita bisa hidup
tanpa melakukan kesalahan?”

Ayahnya tertawa, “Itu sangat sulit, nak”.

“OK ayah, ini yang terakhir kali, apakah kita bisa
hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja?”.

Ayahnya berfikir sebentar.kemudian Ia mengangguk,
"Jika dia berusaha dan Alloh memberikan Hidayah. kemungkinan besar bisa".

Anak ini tersenyum lega.
"Jika demikian, aku akan berusaha hidup benar dari jam ke jam, ayah.
Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya
dari jam ke jam, sehingga aku dapat hidup dengan benar.... "

Sang Ayah berkaca-kaca menatap Putrinya:
" Apa yang kau katakan penuh dengan Hikmah, semoga Alloh selalu memberimu petunjuk Nak.."

oOo
"Bagaimana kondisimu hari ini, wahai Hudzaifah?" tanya Rosulullah.

Dengan paercaya diri ia menjawab,"Alhamdulillah, ya Rosulullah, saat ini aku menjadi seorang mukmin yang kuat iman."

Rosulullah bertanya kembali, "Hai Hudzaifah, sungguh segala sesuatu itu ada buktinya, maka apa bukti dari pernyataanmu itu?"

Jawab hudzaifah r.a. "Ya Rosulullah, tidak ada suatu pagi pun yang aku hidup padanya dan aku berharap untuk sampai pada sore hari, dan tiada sore pun yang aku hidup padanya dan aku berharap untuk sampai pagi hari, melainkan aku melihat dengan jelas didepan mataku syurga yang penduduknya bercanda ria menikmati keindahannya dan aku melihat neraka dengan penghuninya yang berteriak menjerit histeris merasakan dahsyatnya sikasa."

Rosulullah Saw mengatakan, " Arofta falzam, kamu sudah tahu maka komitmenlah dengan apa yang kamu tahu."

Jumat, 06 November 2009

'Telah kafir seseorang yang berputus asa dari rahmat Allah..'