Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 13 September 2012

source: bacabacaquran.com
Bapakku di usianya yang hampir menginjak 60-an, setiap hari selalu membuka mushaf Al Quran. Sehabis maghrib, sehabis Subuh, beliau duduk di atas tempat tidurnya lengkap dengan sarungnya dan mulai membuka mushaf. Sebuah kebiasaan yang jarang aku temui beberapa tahun sebelumnya. Tidak ada kesan lain yang aku tangkap, melainkan kemauan untuk belajar. Dulu, ketika aku masih kecil, Ibu suka mencoba bacaan Bapak dengan buku iqro yang berjilid, dan memang ada aja yang salah. Waktu itu seperti permainan menebak huruf saja.



Sekarang ini beliau sudah tidak membaca iqro lagi, tetapi Quran. Aku jadi ingat dulu waktu masih mengaji di TPQ, jilid demi jilid ditamatkan sampai akhirnya diperbolehkan untuk membaca Al Quran. Mungkin, Bapakku tidak demikian caranya. Setiap maghrib beliau menyempatkan diri untuk mengaji bersama teman-teman sebayanya di masjid. Seorang ustadz atau Pak Haji membimbing mereka semua. Huruf demi huruf, ayat demi ayat, halaman demi halaman, dan tentu saja setiap orangnya. Boleh dibilang ini grup belajar baca Quran untuk orang tua. Tentu berbeda halnya dengan masaku belajar Quran di waktu kecil, relatif lebih mudah. Tapi untuk orang seusia Bapakku, tentu ada saja kesulitan untuk melafalkan satu huruf dengan benar, apalagi lebih dari 20 huruf. Beliau juga harus mengingatnya agar tidak salah baca. Aku begitu mudahnya membedakan mana huruf fa dan mana huruf qaf, aku begitu mudahnya membedakan mana yang dengung, mana yang samar, mana yang jelas. Itu yang menjadi tantangan untuk Bapak dalam belajar Quran. Tapi begitulah, tidak ada keberhasilan tanpa proses belajar.

Meskipun faktor usia jelas mempengaruhi seseorang dalam belajar membaca Al Quran, tapi pada kenyataannya banyak orang yang sudah berumur mampu membaca Al Quran dengan baik, tajwidnya benar, mengerti gharib, makhorijul hurufnya oke, dll, bahkan ada yang mampu menghafal Al Quran pada usia yang sudah tidak muda lagi. Apalagi kalau bukan rahmat dan petunjuk dari Allah, yang menurunkan Al Quran buat pedoman hidup manusia. Rahmat dan petunjuk Allah mungkin dirasakan oleh Bapakku dengan kemauannya untuk belajar Al Quran kembali di waktu tuanya. Belajar baik ketika di depan ustadz, maupun belajar membaca sendiri setiap hari di rumah. Yang aku tahu, seorang muslim pasti mendapatkan kebaikan dan pahala karena membaca Al Quran dengan baik dan benar. Namun, yang aku tahu juga, seseorang yang masih membaca Al Quran dengan terbata-bata karena sedang belajar bahkan mendapatkan kebaikan dan pahala yang lebih karena kemauannya untuk belajar membaca Al Quran.

Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." (HR Bukhari Muslim).

Ayo semangat belajar membaca Al Quran. Mumpung masih muda dan ada kesempatan, apa yang kita tunggu? 

-Widyanto-

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar dipersilahkan