Dear all, kemarin saya baru saja mengikuti seminar seorang
mahasiswa S2 di IPB, mas Leo namanya. Mas Leo itu adalah kakak dari teman
sekelas saya waktu kuliah dulu. Beliau menyajikan presentasi selama kurang
lebih setengah jam kemudian diteruskan tanya jawab setengah jam berikutnya. Saya
agak canggung duduk bersama mahasiswa S2, tapi ‘masa bodoh amat dah’ pikir
saya. Barangkali bisa jadi motivasi buat lanjut studi. Aamiinn..
Niat untuk mencari ilmu memang bisa dari mana saja, apalagi
kalau masih di lingkup kampus, kita bisa datang ke seminar-seminar, kuliah
umum, workshop, pelatihan, dan lainnya. Seperti kemarin, saya baru mendapatkan
gambaran ilmu baru tentang komunikasi dan partisipasi dalam pemberdayaan
masyarakat.
Jadi ceritanya, ada program kerja sama antara suatu perusahaan
fiberglass dengan instansi pendidikan berupa program pemberdayaan masyarakat di
daerah Jawa Barat. Perusahaan memberikan bantuan sebagai bentuk CSR perusahaan
kepada masyarakat sekitar, dan instansi pendidikan menyediakan para ahli yang
meneliti, menganalisis aspek-aspek dalam pemberdayaan masyarakat yang sesuai,
serta menyediakan ahli-ahli sesuai bidang yang dibutuhkan. Oleh karena itu, di
dalam pelaksanaannya diperlukan agen-agen perubahan yang memfasilitasi,
mendidik, merepresentasikan, serta melakukan secara teknis hal-hal yang
diperlukan agar CSR perusahaan sampai dengan tepat kepada masyarakat. Program ini
mengharapkan realisasi perahu berbahan fiber yang lebih murah dan kuat untuk
masyarakat nelayan, sehingga masyarakat nelayan tidak perlu menunggu biaya terlalu
lama untuk membuat perahu kayu yang biasa atau membeli perahu bekas dari daerah
lainnya. Nah, partisipasi masyarakat dibutuhkan untuk membuat program ini
berhasil, yaitu diantaranya dengan memesan pembuatan perahu tersebut. Akan tetapi,
yang terjadi ternyata berbeda. Perahu pesanan masyarakat tidak kunjung jadi,
masyarakat tidak bisa dengan segera menggunakan perahu yang dipesan untuk
kebutuhan melaut. Menurut penelitian ini, terjadi penyimpangan yang dilakukan
oleh elit desa atau tokoh masyarakat terhadap dana CSR yang dipercayakan. Disebutkan
bahwa aspek teknis berupa pengawasan yang seharusnya dilakukan oleh agen
perubahan itu sendiri tidak berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu,
kekosongan pengawasan ini menjadi momen untuk memanfaatkan kesempatan yang ada.
Suatu program pemberdayaan masyarakat sejatinya membutuhkan
komunikasi dan partisipasi sebagai hal yang paling mendasar. Kebutuhan yang
mendasar bagi masyarakat di mana program pemberdayaan dilaksanakan harus
dikomunikasikan dengan baik. Komunikasi yang digunakan bisa berupa dialog atau
musyawarah dengan masyarakat dan tokoh masyarakat. Jadi, meskipun diadakan musyawarah
terkadang yang terjadi bukanlah musyawarah secara substansinya, melainkan
dialog yang sudah di-set atau sudah diarahkan dan didominasi oleh pihak
tertentu saja. Sehingga, kepentingan yang diperjuangkan akhirnya hanya
kepentingan beberapa orang saja, bukan kepentingan masyarakat. Hal ini terjadi
pada kasus di atas, di mana komunikasi harusnya juga terjalin dengan baik
dengan user atau pengguna yaitu masyarakat. Bagaimana masyarakat menjadi
berdaya jika pemberdayaan itu sendiri tidak pernah berjalan sebagaimana
mestinya? Masyarakat menjadi tidak belajar dalam hal ini. Akibatnya,
partisipasi masyarakat juga tidak dapat dirasakan. Padahal, partisipasi
menggambarkan adanya distribusi kekuasaan dalam masyarakat itu sendiri. Jadi,
sebuah hal yang keliru ketika di dalam pemberdayaan masyarakat semua prosesnya
didominasi oleh elit desa atau tokoh masyarakat saja. Sekali lagi, masyarakat
perlu belajar dalam hal ini. Memang yang harus diperhatikan dalam komunikasi
dan partisipasi adalah dialog. Dialog menjadi hal yang mendasar yang diperlukan
agar komunikasi dan akhirnya partisipasi terbangun. Ketika dialog yang baik
antara elit desa dan masyarakat serta pihak perusahaan dan instansi pendidikan
dapat terbangun dengan baik, yakin pemberdayaan masyarakat tersebut dapat
berjalan dengan baik. Insya Allah.
-Widyanto-
waw keren, setuju bgt, jgn sampe tujuan mulia pemberdayaan masyarakat jadi project sia-sia dan ngambur2in uang ga jelas, iya tho? :D
BalasHapushei mba, apa kabar? yap. betul. mending duitnya dikumpulin, buat lebaran besok. #eh. hehe :p
BalasHapus