laronman dan laronwati |
Bogor petang itu menunjukkan keganasannya. Hujan besar
menggguyur diiringi banyak petir yang menyambar. Efeknya, di malam harinya saya
tidak melihat adanya pelangi (ya iya lah, orang malem). Mak sud saya, di malam
harinya kost-kostan kedatangan banyak tamu yang kami anggap tamu tak diundang,
Laron. Entah itu nama singkatan atau memang nama aslinya. Mungkin saja itu
singkatan dari larva ...on (apapun itu, pake kata larva karena seneng liat
program TV namanya larva). Lambat laun saya dan teman-teman menyadari, mereka
(laron itu) adalah tamu yang memang diundang oleh kami. Ya, lampu yang kami nyalakan itulah yang menarik perhatian
mereka. Jadi, langkah singkat kami adalah segera menekan saklar lampu ke posisi
OFF di setiap kamar dan ruang tamu, lalu membiarkan lampu halaman menyala.
Signifikan. Kami mengusir laron secara halus. Hehehe...
Sholat Isya di masjid
Adzan Isya berkumandang. Jalan di samping rumah sudah
dipenuhi sayap-sayap laron yang lepas. Saya bergumam, “Wah, mereka datang jauh-jauh,
malam-malam, sudah itu kita usir, cuma buat cari mati aja.” Sambil melangkahkan
kaki hati-hati , kata-kata dalam hati saya pun melangkah membenarkan bahwa saya
telah menginjak beberapa laron mungkin, saya yakin lebih dari satu. Sampai
masjid, keadaan tidak begitu beda jauh. Sayap laron banyak bertebaran di
shaf-shaf ruang utama. Dalam hati, “Yah, dia lagi di sini..”. Iqamah
dilantunkan dan jamaah segera membentuk deretan shaf. Niat shalat dilantunkan,
mata saya disibukkan dengan beberapa pasang laron yang jalan-jalan di tempat
sujud saya. Seperti yang kita tahu, begitu sayap mereka lepas, mereka segera
mencari pasangan lalu berjalan seperti kereta api (lokomotif-gerbong).
Dalam hati, “Ah, mereka mau kawin.”
Dalam hati, “Ushollii...”.
Dalam hati, “Ntar, pas sujud kena mukaku enggak ya itu
laron? Biarin dah,,”
Suara suratan imam diiringi suara hati, “kalo
pas duduk nindih mereka ga ya? Mereka mati enggak ya?”
Saya sujud. Dalam hati dalam pikiran tidak khusyuk. Sama
sekali tidak khusyuk. Di dalam ketidakkhusyukan yang saya rasakan itu, saya
teringat tausiyah beberapa hari lalu, bahwa segala sesuatu diciptakan
berpasang-pasangan. Bahkan laron pun sengaja keluar dari sarangnya bukan hanya
untuk mati, tetapi mereka memenuhi janji Allah itu. Mereka yang menemukan
pasangannya dan selamat hingga menemukan tempat yang akan dijadikan sarang
barunya akan beranak pinak dan menghasilkan ribuan rayap dan laron baru lagi.
Duduk antara dua sujud. Dua laron yang berjalan
depan-belakang sibuk muter-muter di tempat sujud saya. Ketika ada satu laron lain yang mendekati dan
menyentuh laron yang sudah berpasangan, laron yang di bagian belakang seperti
marah dan mengejar pengganggu itu. Kembali, dalam hati “Bahkan laron pun gak
rela pasangannya diganggu apalagi direbut”.
Saya sujud. Saya kok jadi teringat tentang sel. Sel itu
pembelahanya kan biner ya? Dari satu menjadi dua, dari dua itu masing-masing
membelah dan hasilnya menjadi empat sel, dst. Dan, sepasang itu sama dengan
dua. Jadi, dari yang satu itu muncul yang berpasangan. Saya kembali teringat
pada tausiyah tadi, bahwa yang dimaksud berpasang-pasangan itu bukan hanya
tentang jodoh saja, pasangan suami-istri, pasangan kekasih (belum halal), atau
pasangan selingkuh saja, tetapi maksudnya lebih luas dari hal-hal tersebut.
Orang tua pasangannya adalah anak. Ketika ada orang tua belum memiliki anak
satu pun, berarti ada sesuatu yang salah dari orang tua tersebut. Ketika
seseorang belum menemukan istri atau suami padahal usianya sudah siap dan
mateng untuk nikah, berarti ada yang salah dengan orang tersebut. Janji Allah
pasti ditepati, tetapi janji kita dulu ketika masih di alam ruh?
“Alastu birobbikum? Kita menjawab, Qaaluu balaa syahidnaa..”
Kita akui bahwa Allah adalah Tuhan kita. Tapi kita lupa
menunaikan janji kita semasa di dunia ini. Janji Allah untuk orang-orang yang
sadar diri dan menyerahkan diri itu pasti. Jikalau Allah belum memberikan
pasangan itu di dunia, insya Allah di akhirat nanti.
Ron..ron.. thanks ya, sholatku emang ga khusyuk, tapi paling
tidak, jadi ada pelajaran penting yang teringat. Thanks laron, semoga kalian
yang sudah dapat pasangan segera menemukan tempat yang pas untuk membangun
sarang dan beranak pinak. Yang sudah mati terinjak, dimakan kucing dan cicak,
atau masuk ke dalam air semoga tetap membawa manfaat bagi makhluk yang lain.
Amin.
-Widyanto-
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar dipersilahkan