Ketika saya masih duduk di bangku kelas 5 SD, saya dengan iseng mencoba pengaruh obat tetes mata terhadap pertumbuhan benih kacang hijau. Sejatinya saya membaca kata “Kloramfenikol” pada label obat tersebut. Saat itu saya teringat antibiotik yang pernah diberikan oleh Ibu saya ketika saya sakit tipus. Ibu saya seorang tenaga kesehatan di sebuah rumah sakit dan saya senang bertanya banyak tentang jenis-jenis obat-obatan yang ada di lemari khusus obat milik beliau.
Meski saya belum mengerti dengan pasti apa itu kloramfenikol, timbul keinginan dalam diri saya saat itu untuk membuat percobaan sederhana. Sebanyak 6 lubang dakon (alat permainan tradisional jawa) saya isi dengan kapas yang telah dimasukkan kurang lebih 3-5 biji kacang hijau di masing-masing kapas tersebut. Selanjutnya, setiap hari saya berikan 5 tetes air di lubang pertama, 4 tetes air dan 1 tetes obat tetes mata di lubang kedua, 3 tetes air dan 2 tetes obat tetes mata di lubang ketiga, 2 tetes air dan 3 tetes obat tetes mata di lubang keempat, 1 tetes air dan 4 tetes obat tetes mata di lubang kelima, serta 5 tetes obat tetes mata di lubang keenam. Saya saat itu bertanya-tanya apakah biji yang diberi obat tetes mata dapat tumbuh atau tidak. Namun, tersirat dalam pikiran saya kemungkinan tidak akan tumbuh. Hasilnya, setelah beberapa hari terlihat hasil yang membuat saya gembira, seolah menemukan temuan yang luar biasa dan pengalaman yang tidak terlupakan. Ternyata kemungkinan yang saya pertanyakan benar. Lubang pertama yang hanya ditetesi air, kacang hijau tumbuh seperti biasa. Sementara itu, secara berurutan dari lubang kedua hingga lubang kelima terdapat pertumbuhan kacang hijau yang semakin terhambat seiring penambahan tetesan obat tetes mata. Selain itu, di lubang terakhir kacang hijau ternyata sama sekali tidak tumbuh.
-Widyanto-
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar dipersilahkan