Struktur umum antibodi (wikipedia.org) |
Sudah lamaaaa sekali tidak menulis
(ups). Ya, berbulan-bulan. Hehe.. Selama berbulan-bulan lalu saya mencoba
belajar ilmu-ilmu lain (wuidih). Ya, berikut sedikit dari beberapa pelajaran yang
saya peroleh. Tulisan kali ini mengulas sekilas saja tentang dasar prinsip
antibodi monoklonal (apa itu..). Yang jelas daripada mubazir tidak disampaikan
kepada khalayak (mudah2an ada yang baca), ya lebih baik di-upload. Hehe.
Antibodi merupakan protein khusus yang
dihasilkan oleh sel pertahanan tubuh (imun) yaitu sel limfosit B. Sebagaimana
protein lainnya, antibodi memiliki sisi-sisi aktif yang memiliki kemampuan
untuk berikatan dengan senyawa atau molekul tertentu. Sebagai produk dari sel
imun, antibodi berperan dalam pengenalan antigen-antigen (senyawa atau molekul
yang bersifat asing bagi tubuh) oleh sistem imun tubuh. Sifat spesifisitas
terhadap antigen diketahui dari adanya epitop-epitop pada antigen yang secara
spesifik berikatan dengan sisi aktif molekul antibodi. Salah satu hasil karya
ilmiah tentang antibodi yang mendapatkan hadiah nobel adalah nobel tentang
antibodi monoklonal. Pada tahun 1984, Niels K. Jerne, George J. F. Kohler, dan
Cesar Milstein mendapatkan Nobel Prize dalam bidang Physiology or Medicine. Niels K. Jerne berhasil mendapatkan nobel
karena teorinya mengenai spesifisitas di dalam pengembangan dan pengendalian
sistem imun (the specificity in
development and control of the immune system), sedangkan George J. F. Kohler dan Cesar Milstein karena
menemukan prinsip produksi antibodi monoklonal (the principle for production of monoclonal antibodies).
Masing-masing penemuan tersebut tidak dapat dipisahkan karena George J. F.
Kohler dan Cesar Milstein menggunakan prinsip dan teori yang telah ditemukan
oleh Niels K. Jerne.
Teori yang mendasari prinsip produksi
antibodi monoklonal dikemukakan oleh Niels K. Jerne. Ketiga teori Jerne
meliputi spesifisitas, pengembangan, dan regulasi respon imun (Forsdyke 2012). Pertama, spesifisitas antibodi menunjukkan bahwa setiap individu memiliki
sejumlah besar antibodi alami dengan kekhususan antigen yang dapat direspon
individu tersebut. Adanya kecocokan antara molekul antigen-antibodi,
memungkinkan terjadinya pengikatan antigen-antibodi yang kemudian merangsang
produksi antibodi dengan kekhususan tertentu. Dengan demikian, spesifisitas
antibodi tidak ditentukan oleh antigen tetapi sudah ditentukan sebelumnya. Kedua, Jerne menjelaskan tentang
perkembangan sel imun dimulai hingga siap bereaksi dengan antigen. Dengan kata
lain, kereaktifan terhadap antigen yang menimbulkan keragaman antibodi.
Jerne menjelaskan bagaimana interaksi antigen dengan antibodi tertentu
berlanjut pada terjadinya proliferasi dan diferensiasi sel yang mensekresikan
antibodi dengan spesifisitas yang sama. Ketiga,
Jerne memperkirakan mekanisme atau regulasi respon imun melalui jaringan yang
rumit yang melibatkan antibodi dan
anti-antibodi. Dasarnya adalah bahwa antibodi dapat melibatkan
anti-antibodi dalam melawan antigen. Lebih lanjut, anti-antibodi dapat
merangsang produksi dari anti-anti antibodi dan seterusnya sehingga membentuk
jaringan produksi antibodi. Jaringan ini menjadi tidak seimbang dengan adanya
antigen sehingga sistem imun merespon atau melawan antigen untuk mengembalikan
keseimbangan tersebut.
-Widyanto-